02 Juli 2012

SELUK BELUK STRETCH MARK, PENCEGAHAN DAN PENANGANANNYA

Saat kehamilan berusia 4-5 bulan di mana perut semakin membesar, masalah umum yang dirasakan oleh mayoritas ibu hamil adalah timbulnya stretch mark. Setiap individu memiliki corak stretch mark yang beragam, baik dari warna maupun tingkat keparahan.
Munculnya stretch mark biasanya diawali dengan garis kemerahan atau keunguan pada permukaan kulit, lama kelamaan warna tersebut akan berubah menjadi garis-garis putih yang bila lebih diamati lagi, lebih mirip warna silver.
Secara medis, stretch mark disebut 'striae' dan muncul akibat kulit meregang dalam tempo singkat. Stretch mark tak hanya terjadi pada wanita hamil, sebab pada orang yang mengalami kegemukan pun bisa timbul akibat timbunan lemak di dalam tubuh.
Intinya, stretch mark terjadi akibat kulit harus meregang secara mendadak dan cepat, sehingga kulit menjadi kehilangan elastisitasnya. Bisa juga akibat pengaruh obat steroid bagi penderita asma.
"Tapi memang paling sering terjadi pada wanita hamil, hampir 90 persen wanita hamil terkena stretch mark," tutur dr. Nanden S. Prabu, SpKK dari Obagi Dermatologi Medical Clinics.
Garis-garis pada kulit ini pun dapat terjadi di beberapa bagian kulit, "Pada ibu hamil, daerah-daerah utama yang biasa terjadi adalah di payudara, dinding perut, paha dan bokong," tambahnya.
Melemahnya lapisan dermis
Kulit sebenarnya terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan teratas epidermis, lapisan tengah dermis dan lapisan terdalam, subcutaneou.
Terjadinya stretch mark sangat berpengaruh dengan lapisan dermis, sebab lapisan ini bertugas untuk mendukung kulit dan menjaganya agar tetap mulus. Dermis juga menjadi rumah bagi pembuluh darah yang mengangkut nutrisi untuk sel-sel kulit.
Lapisan dermis terbuat dari jaringan elastis yang membuat kulit mampu meregang sesuai kebutuhan tubuh. Tapi bila tubuh semakin membesar dalam tempo singkat, seperti saat hamil, serat ini akan melemah dan akhirnya pecah akibat kulit yang menipis.
Karena itu, munculnya stretch mark ditandai dengan menyebarnya pembuluh darah melalui lapisan dermis ke lapisan kulit epidermis yang menipis.
"Tapi jika kehamilannya terkontrol, dalam arti tidak terlalu besar dan ibu senantiasa menjaga tubuh, mungkin tak akan timbul stretch mark," ungkap dr. Nanden lagi.
Menurut dr. Nanden, stretch mark juga di picu oleh beberapa faktor, seperti faktor genetik, produksi hormon corticosteroid, kekurangan cairan dan masalah nutrisi. Jadi bila orangtua Anda - khususnya ibu - memiliki stretch mark, maka Anda pun cenderung mendapatkannya.
Wanita yang berkulit lebih gelap tidak banyak mengalami stretch mark, kemungkinan karena kadar melanin dalam tubuhnya lebih banyak. Sedang wanita yang tubuhnya banyak memproduksi hormon corticosteroid atau hormon yang menurunkan kadar collagen kulit, lebih mudah terkena karena kulitnya kurang elastis.
Ibu hamil yang banyak mengasup cairan, nutrisi tinggi, dan diet seimbang pun kulitnya lebih aman dari ancaman stretch mark. Dengan cukup cairan, kulit menjadi lebih elastis dan mampu merenggang seiring perkembangan tubuh selama hamil.
Menurut dr. Nanden, stretch mark tidak bisa dihilangkan seratus persen, tapi bisa diminimalisir dan dicegah bila melakukan perawatan kulit sejak dini.
Enam bulan pasca melahirkan, garis stretch mark biasanya akan memudar dan nyaris tak terlihat lagi. Tapi pada kasus yang parah dan stretch mark yang sangat nyata, sebaiknya konsultasikan pada dokter untuk mengetahui jenis perawatan yang dilakukan.

Cara mencegah dan mengobati
Meski akan hilang dengan sendirinya, namun belakangan sudah banyak produk yang dapat mengurangi efek stretch mark saat hamil. Produk tersebut umumnya berbentuk krim yang mengandung pelembab (moisterizer) atau collagen untuk menjaga elastisitas alami kulit, vitamin E dan A serta extra virgin coconut oil untuk membuat kulit tetap kencang.
"Selain meminimalisir munculnya stretch mark, obat tersebut juga bisa membantu mengatasi kulit yang kering serta memberi nutrisi pada kulit," tukas dr. Nanden.
Meski Retin A dianggap cukup ampuh untuk mengurangi strech mark secara signifikan, sebab mampu menembus lapisan luar kulit dan membantu memperbaiki sel kulit serta memproduksi collagen. Namun krim ini dilarang digunakan oleh ibu hamil maupun menyusui.
Pastikan krim pelembab antistretchmark yang Anda pakai tidak banyak mengandung lemak, sehingga mudah menyerap dalam kulit. Imbangi pula dengan pola makan yang seimbang dan kaya nutrisi, bila perlu tambahkan suplemen yang telah dikonsultasikan pada dokter.
Oleskan krim pada kulit setiap hari, sehingga mengurangi efek kekeringan yang biasanya mengiringi terjadinya stretch mark. Pijatan lembut saat mengoles, juga ikut membantu gerak sirkulasi di area yang mengalami stretch mark serta peregangan kulit tak berdampak buruk.
Selain menggunakan produk, kedokteran pun memiliki alternatif lain untuk mengurangi stretch mark yang hanya bisa dilakukan pasca melahirkan. "Jika dengan memakai produk saja bisa terlihat lebih cerah, apalagi jika dibantu dengan tindakan-tindakan (kedokteran)," tukas dr. Nanden.
Beberapa tindakan kedokteran yang bisa dilakukan tersebut, antara lain:
1. Microdermabrasi
Tindakan ini untuk stretch mark yang sangat parah. Caranya, lapisan luar kulit akan dikelupas dengan menggunakan lampu abrasi agar permukaan kulit yang terkena stretch mark dapat kencang dan mulus kembali.
Cara ini, konon, tidak menyakitkan dan tidak membutuhkan anestesi. Sehingga pengerjaannya hanya boleh dilakukan oleh ahli kecantikan yang sudah terampil dibidangnya.
2. Dengan laser
Laser akan menstimulasi produksi collagen, tapi penggunaan alat ini tidak murah, masih dipandang ekstrim dan sebaiknya tidak dilakukan tanpa pengawasan dokter ahli.

Diambil dari ...:. halohalo